Sabtu, 21 November 2009

sosiologi

Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.


Syarat asimilasi

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut.
terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Faktor pendorong

Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut.
Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Faktor penghalang

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain sebagai berikut.
Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok pengua



Diposkan oleh Andrew di 03:15 0 komentar
Akulturasi

AKULTURASI

(…dalam Sosiologi Perilaku Menyimpang)


Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.

Hal seperti diatas dumpamakan dengan orang Indonesia (Timur, umumnya berasal dari kelas bawah) yang sedang beralkuturasi dengan jalan memakai sepeda motor buatan bangsa Jepang. Jadi disini, Akulturasi ditandai dengan seorang individu yang mengambil alih unsur budaya Jepang seperti mesin kendaraan bermotor dengan merk Yamaha. Saat orang Timur tersebut (ras Malayan) mulai beradaptasi dengan kendaraan bermotor Yamaha buatan ‘Urang Jopang’ tersebut maka secara fisik ‘Reference Group’nya tentu orang-orang yang menjadi bintang iklan dari produk kendaraan bermotor Yamaha tersebut yang sering ditayangkan di media-media komunikasi seperti koran, majalah dan Televisi. Secara kejiwaan diasumsikan dia akan mempunyai pemikiran bahwa statusnya menjadi lebih tinggi ketika memakai kendaraan bermotor tersebut dan merasa sudah menjadi orang modern serta secara sosial akan mencari individu lain yang sama dengannya, dalam artian sejenis dengan motor yang dimilikinya. Jadi disini, keinginan untuk membentuk sebuah ‘Gemeinschaft’ dengan patokan motor Yamaha akan timbul. Secara kekutan egonya, id nya yang sudah berkata bahwa dirinya sudah berstatus orang modern dan kelihatan keren sehingga dia cenderung membuat gap dengan orang lain (anti sosial) dan super egonya mungkin menyuruhnya untuk berperilaku meninggalkan ciri-ciri ketimuran (sebagaimana dia orang Indonesia) dan cenderung mengindentifikasikan dirinya sebagai seorang Jepang sehingga egonya akan cenderung berperilaku seperti orang Jepang yang umumnya mempunyai pengetahuan tentang moral orang Indonesia sebagai orang yang ‘lemah’ karena tidak bertanggung jawab, kurang memiliki loyalitas kepada yang memberi tugas dan tidak disiplin.

Cara adaptasi diatas bila tidak dengan konformitas dengan daerah dan kebudayaan Indonesia sendiri akan menimbulkan konflik, anomi maupun mental disorder tersendiri yang bila tiada nilai keimanan maka akan cendrung menjadi Deviant dengan segala tindakan Deviasinya. Kalaupun dipaksakan dalam hal adaptasinya sehingga menjadi inovasi maka akan menimbulkan mental disorder yang bila dihubungkan dengan mengendarai kendaraan bermotor akan terjadi kecelakaan seperti tabrakan (karena faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan ataupun karena keinginan bunuh diri yang disebabkan sakit jiwa, ras dan imitasi a la Emile Durkheim) yang banyak dijumpai kasusnya di daerah-daerah Indonesia seiring dengan rakyat Indonesia yang sedang berakuturasi dengan kendaraan bermotor buatan luar negeri.
Diposkan oleh Andrew di 03:13 0 komentar

amalgamasi

Amalgamasi
Amalgamasi merupakan istilah perkawinan campur antar etnis, contohnya etnis Jawa dan Madura. Amalgamasi biasa dikaitkan dengan asimilasi budaya karena berkaitan dengan interaksi antara dua budaya berbeda. Dalam prosesnya, asimilasi pada amalgamasi biasa terjadi konflik, baik antar individu pelaku amalgamasi, antar keluarga pelaku amalgamasi, maupun antara individu dan keluarga. Konflik biasa terjadi ketika ada perbedaan kepentingan yang diperjuangkan oleh kedua budaya tadi. Dalam amalgamasi, kepentingan yang diperjuangkan adalah dominasi budaya. Konflik tersebut akan terus terjadi selama egoisme budaya tetap dipertahankan, dan tidak adanya keinginan untuk memahami budaya lain.
Diposkan oleh Andrew di 03:09 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar